Our blog had moved to :
There is no more lovely, friendly or charming relationship, communion or company, than a good marriage (Marthin Luther)
— Excellent Family (@ExcellentFamily) December 17, 2013
Saturday 14 February 2015
Sunday 4 January 2015
Saturday 3 January 2015
5 Mistakes Parents Make with Kids
Tahun
Baru biasanya identik dengan resolusi. Yaitu memperbaiki hidup untuk menjadi
"lebih baik" dan juga memulai komitmen baru. Umumnya kita melakukan resolusi dalam
kehidupan pribadi, pekerjaan ataupun kehidupan keluarga.
Nah,
sebagai orangtua alangkah baiknya kita juga membuat resolusi di tahun yang baru
ini.
Untuk
mewujudnyatakan resolusi, biasanya kita akan menyusun serangkaian target untuk
kita penuhi di tahun yang baru.
Tetapi
resolusi kali ini, biarlah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan yang tanpa
sadar sering dilakukan orangtua, namun sangat berdampak pada tumbuh kembang
anak.
Well, kita
bukanlah orangtua yang sempurna yang tidak pernah melakukan kesalahan, tapi
kita bisa belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama ataupun mengulangi
kesalahan yang sering dilakukan oleh orangtua pada umumnya.
Berikut
ini ada 5 kesalahan orangtua yang perlu disadari dan jangan diulangi :
1. Membeda-bedakan anak satu dengan
lainnya (favoritism).
Terkadang
kita tidak menyadari kesalahan itu karena beranggapan sudah mengasihi anak sama
rata, padahal sebenarnya tidak. Jika kita merenungkan dengan sadar, ternyata
kita lebih sayang kepada anak yang baik-baik dan tidak menyusahkan kita.
Kemudian,
kalau marah, kita akan berkata, “Mengapa kamu tidak bisa taat seperti
adik/kakakmu?”
Menjadi
anak yang dibedakan dengan adik atau kakaknya itu sungguh tidak menyenangkan. Anak
akan bertumbuh dengan perasaan tertolak, tidak dikehendaki dan tidak berdaya.
Sebagai anak, tentunya ia tidak menginginkan keadaan itu.
Jika
kita memelihara cara mendidik anak seperti itu, maka anak akan bertumbuh
menjadi anak yang rendah diri.
Thursday 1 January 2015
New Year & New ME
Selamat tinggal tahun 2014 !
Selamat datang tahun 2015 !
Yup… itu merupakan sebuah ucapan yang sering
dilontarkan orang-orang pada saat hari terakhir, jam terakhir, menit terakhir
dan detik terakhir di penghujung tahun.
Tahun baru adalah waktu
yang tepat untuk introspeksi diri. Saatnya menilik kembali bagaimana kita
melalui sepanjang tahun ini dan merenungkan apa yang dapat kita lakukan untuk
memperbaikinya di tahun depan. In other words, pergantian tahun adalah saat untuk
menyusun daftar resolusi tahun baru.
Resolusi adalah sebuah
komitmen yang dibuat oleh seseorang untuk mengubah kebiasaan atau gaya hidupnya
supaya lebih baik. Sebetulnya menurut hasil riset, hanya 12% partisipan yang benar-benar melakukan resolusi yang dirancangnya. Setelah
2 atau 3 bulan, kebanyakan orang sudah melupakan resolusinya. Meski begitu,
bukan berarti kita tidak perlu menyusun resolusi, karena bagaimana pun juga, orang yang menyusun rencana memiliki peluang 10
kali lebih besar untuk mencapai tujuannya dibandingkan orang yang tidak
melakukannya sama sekali !
Berikut adalah tips untuk
membuat resolusi kita berhasil di tahun yang baru ini :
Read More..
Thursday 4 December 2014
Tradisi & Museum Kenangan
Usaha apa yang telah kita lakukan untuk
anak-anak kita?
Beberapa hal yang umum diusahakan oleh
orangtua adalah perkembangan fisik dan pendidikan. Anak-anak diusahakan
mendapat asupan makanan yang bergizi dan mendapat pendidikan yang terbaik.
Biasanya pendidikan menjadi fokus yang dipersiapkan dengan matang oleh
orangtua. Orangtua sibuk membanting tulang dari pagi hingga malam, dari Senin
hingga Sabtu, untuk dapat memenuhi account mereka di bank demi masa depan anak.
Tetapi janganlah lupa, bahwa ada satu
bank lagi yang harus kita isi, yaitu “bank memori” anak-anak.
Memori anak-anak kita ibaratnya seperti
disk komputer, yang terus-menerus merekam informasi. Ada memori yang akan
dihapus dan ada goresan yang tidak akan pernah terhapus dalam pikiran anak-anak
kita.
Monday 1 December 2014
Bebas dari Kebiasaan Buruk
Saya sudah ikut
Tuhan sudah lebih dari 10 tahun. Selama
ini saya merasa sudah mengalami banyak perubahan yang baik dalam hidup
saya, khususnya sifat dan karakter saya.
Tetapi ada satu hal yang masih sulit saya ubah,
yaitu saya masih merokok sampai sekarang.
Terus terang merokok
adalah kebiasaan saya sejak lebih dari 20 tahun yang lalu. Saya sudah coba
untuk menguranginya, ternyata cuma
berhasil beberapa hari saja, rasanya sangat sulit bebas dari kebiasaan ini.
Apalagi kalau sedang stress, saya bisa merokok lebih banyak lagi. Saya juga
tahu bahwa rokok tidak baik untuk kesehatan.
Bagaimana ya caranya
menghilangkan kebiasaan buruk ini? Saya
tidak mau seumur hidup menjadi perokok.
(Dedy, 40 tahun)
Friday 14 November 2014
Tidak ingin seperti Papa
Terus terang pernikahan
orangtua saya tidak patut dicontoh. Papa mama selalu bertengkar dan mereka
bercerai saat saya remaja. Papa sering mabuk-mabukan, papa sering bicara kasar
dan membentak mama serta anak-anak, papa juga suka menyalahkan mama. Saya sedih
sekali dengan perceraian mereka, saya tidak ingin hal itu terjadi dalam
pernikahan saya.
Nah, saat menikah 3 tahun
yang lalu, saya berjanji pada diri saya sendiri bahwa saya tidak ingin seperti
papa. Saya tidak ingin menjadi suami yang suka bicara kasar. Tapi saya sering
konflik dengan istri dan tanpa saya sadari saya kog kasar seperti papa?
Kemudian jika saya stress, pelarian saya adalah hang out dengan teman-teman dan
saya mulai mencicipi minuman beralkohol.
Saya khawatir jika apa yang
terjadi dengan papa mama akan terulang kembali dalam pernikahan saya. Apa yang
harus saya lakukan?
(Elvin, 36 tahun)
Read More..
Wednesday 15 October 2014
Kekerasan Anak & TV
Sebagai
orangtua saya bingung dengan anak kami yang berumur 6 tahun. Mamanya sering
dipanggil oleh guru kelas karena dia sering memukul temannya. Kata
gurunya, ini disebabkan anak kami terlalu banyak menonton TV. Anak kami memang senang nonton TV setiap
hari.
Yang
ingin saya tanyakan, apakah TV dapat mempengaruhi anak sehingga jadi suka
memukul temannya? Apa hubungannya antara TV dengan suka memukul?
(Sony,
34 tahun)
Subscribe to:
Posts (Atom)