Saturday 28 February 2009

Raising Kids God's Way - 3


ORANG TUA BIJAK

Bagaimana kita dapat menjadi orang tua bijak?

1. Menjadi orang tua yang mengasihi Tuhan ( I Yoh 4 : 19 ).

Kita tidak mungkin mengasihi anak kita sesuai yang dibutuhkan oleh anak kita, jika kita tidak mengasihi Tuhan terlebih dahulu.
Bagaimana kita menjadi orang tua yang bijak sangat bergantung pada hubungan kita dengan Allah Bapa di sorga.
Kita tidak dapat mengasihi “tanpa syarat” jika kita tidak mengalami kasih “tanpa syarat” dari Tuhan.
Tuhan adalah sumber dari kasih tersebut. Kita dapat mempelajari dan melakukan banyak hal sebagai orang tua, tetapi jika kita tidak memulai dengan mengasihi Tuhan, maka akan gagal menjadi orang tua yang bijak.

Anak-anak akan belajar “apa yang penting” bagi orang tuanya, itulah juga “yang penting” bagi mereka.

Ketika mengasihi Tuhan dengan segenap hati, berarti kita menempatkan prinsip “CHRIST CENTER” dalam keluarga kita, bukan “CHILD CENTER.”
Hal ini berarti Yesus sebagai pusat dalam kehidupan keluarga kita dan prinsip-prinsip Firman Tuhan yang akan menjadi mercu suar dalam keluarga kita.


2. Menjadi orang tua yang berdoa ( I Tes 5 : 17 ).

Apakah kita mendoakan anak-anak kita ? Walaupun kita sering mengatakan bahwa hal penting dalam hidup kita adalah berdoa, berapa banyakkah waktu yang kita sediakan untuk mendoakan anak-anak kita ?
Sebagai orang tua, doa adalah hadiah abadi yang kita berikan kepada anak-anak kita.

Ketika kita berdoa pun kita sedang mengajarkan mereka pentingnya berdoa dan bagaimana cara berdoa.

Marilah kita berdoa untuk :

• Rencana Allah dalam kehidupan anak kita, bukan rencana kita.
• Agar kita dapat memandang anak kita seperti Tuhan memandang mereka.
• Setiap detail kehidupan anak kita.

Kita tidak cukup hanya berdoa untuk masalah hari ini. Kita perlu berdoa untuk masa depan, bahkan kita perlu berdoa untuk menanggulangi pengaruh buruk peristiwa di masa lalu.


3. Menjadi orang tua yang sehati ( Mazmur 133 : 1 – 3 ).

Salah satu pengaruh terbesar terhadap anak-anak terletak pada hubungan suami dan isteri.
Sebagai orang tua, kita harus memprioritaskan hubungan suami isteri agar dapat mendidik anak dengan baik.

Kuallitas hubungan orang tua dan anak akan tergantung pada kualitas hubungan antara suami dan isteri.

Hubungan yang kuat antara suami dan isteri memberikan rasa aman kepada jiwa anak, karena anak-anak perlu tahu bahwa papa dan mama saling mengasihi.

Banyak suami dan isteri yang pada mula pernikahan memiliki hubungan yang sangat indah, tetapi ketika memiliki anak mereka lupa pentingnya hubungan itu harus dibangun dan mereka memfokuskan kepada anaknya berlebihan.

Meremehkan hubungan suami isteri dapat menjadi awal kehancuran suatu keluarga tanpa disadari.


4. Menjadi orang tua yang mengasihi anak.

Dengan mengasihi anak kita , ktia sedang mengisi “tangki emosional”-nya dengan cinta. Bilamana anak merasa dikasihi, ia akan jauh lebih mudah didisiplin dan dilatih daripada “tangki emosionalnya” hampa.

Bagaimana kita dapat mengasihi anak kita ?

Penting bagi anak-anak kita untuk dikasihi oleh orang tuanya dengan “kasih tanpa syarat.”
Seringkali sebagai orang tua, tanpa berpikir panjang kita berkata, “ Kalau kamu mendapat nilai 100, baru namanya anak papa !” Atau, “ Kalau kamu nakal, nanti mama ngga sayang !”
Dengan memperlakukan demikian, berarti kita sedang menanamkan kepada anak, bahwa kita akan mengasihi dan menerima anak kita dengan syarat tertentu. Hindarilah hal-hal yang demikian.

Untuk dapat mengasihi dan mengisi tangki emosional anak kita, kita perlu belajar dan memahami “ BAHASA CINTA “ yang dimiliki oleh anak-anak kita.
Bahasa cinta merupakan ungkapan ekspresi cinta yang akan membuat seseorang merasa dikasihi dan mengasihi. Setiap manusia mempunyai bahasa cinta yang berbeda.
Ada lima bahasa cinta, yaitu : sentuhan fisik, ucapan yang membangun, waktu berkualitas, pemberian hadiah dan perbuatan melayani.

Apabila seorang anak memiliki bahasa cinta ‘sentuhan fisik’, dia akan merasa dikasihi apabila ia sering dipeluk dan dirangkul oleh orang tuanya.
Marilah kita mengenali bahasa cinta yang dimiliki oleh anggota keluarga kita.


5. Menjadi orang tua yang menyediakan waktu /terlibat.

Kebanyakan sebagai orang tua, kita sibuk bekerja, tenggelam dalam masalah sendiri atau masalah keuangan, sehingga sejauh anak-anak tidak menimbulkan masalah besar, kita menganggap segalanya baik-baik saja.

Bila kita tidak menghentikan segala kegiatan dan tidak menyediakan waktu untuk memperhatikan, bermain, mendengarkan, bertanya dan menciptakan komunikasi, anak-anak akan menganggap kita tidak memahami mereka.
Dan , jika kita tidak memahami, mereka menangkap kesan bahwa kita tidak peduli.
Hasilnya, mereka akan mencari perhatian dari sumber lain.

Anak-anak tidak akan mengikuti orang tua yang tidak memahami mereka, karena anak-anak akan jauh lebih mempercayai orang tua yang sungguh-sungguh mengasihi, mempercayai dan menghargai mereka.

Namun, ada pandapat, sebagai berikut, “ Persoalannya, bukan berapa banyak waktu yang Anda gunakan dengan anak-anak Anda, tetapi apakah waktu yang Anda gunakan itu berkualitas tinggi.”
Berkualitas tinggi bagi siapa ?
Waktu berkualitas bagi seorang anak berusia tiga tahun mungkin merupakan hadirnya ibu di sana untuk merawat luka dan mengganti popok. Seorang anak yang berusia sembilan tahun mungkin menganggap waktu yang berkualitas apabila ibunya dapat dijumpai seusai sekolah untuk diajak berbicara begitu ia masuk dari pintu.

Janganlah mengabaikan pengalaman-pengalaman “berada dekat mereka” setiap hari !

No comments:

Post a Comment